Jumat, Juni 12, 2009

Ir A.G Ismail MSc, Nakhoda Suramadu


Sosok Ir A.G Ismail MSc tidak dapat dipisahkan dari perjalanan Proyek Pembangunan Jembatan Nasional Suramadu. Pria yang kini menjabat sebagai Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V di Surabaya ini pastas jika dijuluki sebagai "Nakodanya" Suramadu. Karena dia sejak awal merintis pembangunan fisik Jembatan Suramadu terlibat hingga peresmian pada 10 Juni mendatang. Berikut catatan Info Suramadu saat memawancarai beliaunya beberapa saat yang lalu.

Sebagai orang yang sejak awal menangani proyek prestisius, bagaimana perasaan Anda setelah proyek ini selesai ?

Jembatan Suramadu ini kan sejarahnya panjang, mulai tahun 1960. Dimana saat itu Prof Sediyatmo menyampaikan ide penyatuan nusantara dengan dibangunnya tiga jembatan besar, yakni jembatan Selat Sunda, Selat Bali dan Selat Madura. Jadi pembangunan Suramadu tidak terlepas dari sejarah. Adanya berbagai perubahan desain baik tentang panjang dan konstruksi jembatan, itu juga merupakan bagian dari perjalanan sejarah. Panjangnya perjalanan Suramadu dalam beberapa periode pemerintahan, baik mulai dari masa Presiden Soeharto, BJ Habibie, Gus Dur, hingga sampai dengan dilakukan pemancangan tiang pancang pertama pada masa Presiden, Megawati Soekarno Putri dan penyelesaian pembangunannya pada masa Presiden SBY. Panjangnya sejarah pembangunan tersebut, telah diisi dengan berbagai kegiatan perencanaan, review design, technical study yang membuat tampilan jembatan Suramadu menjadi terbaik seperti sekarang ini baik estetika maupun manfaatnya.

Mengikuti perjalanan proyek sejak, adakah kesan yang paling mendalam ?

Adanya interaktif dengan masyarakat yang sangat luar biasa. Sebab saya selalu minta dukungan masyarakat sejak awal pelaksanaan proyek dengan terus berinteraksi. Pada saat pembersihan ranjau awal sebelum dilakukan pemancangan bentang tengah, meski saat itu ada mis komunikasi, tapi karena niat yang kita sampaikan adalah baik, bagaimana misi jembatan ke depan maka hal itu akhimya dapat diatasi dan berjalan lancar. Sebab kalau kita hanya menghitung kerugian, kita juga harus memperhitungkan keuntungannya. Cara menghitung keuntungan itu, harus secara komprehensif. Artinya, kalau jembatan ini selesai maka akses ke Madura akan lebih mudah bahkan paling hanya 10 menit untuk menyeberang dibandingkan melalui jalur panyeberangan. Maka dengan akses utilitas yang tinggi akan membuat orang lebih mudah pergi ke Madura. Gampangnya kalau misalnya kita saat haus, saudara-saudara kita dari Madura kemudian dapat menjual air minum, maka selain akan membuka lapangan pekerjaan juga meningkatkan kesejahteraan mereka serta memiliki nilai tambah.

Awal munculnya proyek, tentu ada pertentangan-pertentangan. Apa pendekatan yang Anda lakukan?

Pertentangan itu karena barang kali mereka belum mengetahui tujuan utama dibangunnya Jembatan Suramadu yang sebenarnya seperti apa. Jika tadi sudah disinggung bahwa adanya utilitas ini akan terdapat nilai tambah, kenapa harus dipertentangkan ? Kalau masalah ancaman budaya dan agama, karena di Madura adalah daerah santri, daerah yang memiliki religiusitas tinggi, saya kira solusinya kita bisa dengan teguh dan tetap mempertahankan kultur. Seperti halnya Jepang, Negara tersebut maju kan tanpa meninggalkan kultur asli mereka.


Suramadu adalah sebuah proyek prestisius pertama di negeri ini, adakah tekanan saat Anda memimpin perjalanan proyek ?

Tekanan yang besar saya kira kok tidak ada. Karena saya berusaha meluangkan waktu untuk berinteraksi dengan masyarakat, Bahkan dalam tupoksi saat saya menjabat sebagal Pimpro lnduk sebelum adanya Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V yang kemudian menjadi bagian proyeknya, saya juga menyampaikan tentang berbagai hal, termasuk latar belakang Jembatan Suramadu dibangun tentang keuntungan yang akan kita dapat. Tentang untung rugi, tentu pasti ada yang dirugikan. Namun keuntungannya akan lebih besar dibanding dengan kerugiannya. Dan itu semua yang sering saya sampaikan. Kita juga sering mengambil One Step ahead atau satu langkah ke depan yang sifatnya sosialisasi. Jangan sampai masyarakat sudah terlanjur curiga dan berprasangka buruk tentang sesuatu dalam pembangunan proyek ini. Semua itu adalah dengan tidak bosan-bosannya memberikan penjelasan tentang berbagai aspek terkait dengan Pembangunan Jembatan Suramadu.

Artinya kunci dalam proyek ini, bahwa Anda selalu menekankan upaya sasialisasi?

Betul, selain itu koordinasi dengan semua pihak, baik Gubernur maupun instansi lainnya. Karena kontribusi APBD Jatim dalam pembebasan tanah juga cukup besar. Selain itu perpaduan antara tim kerja yang cukup bagus dan sangat kolektif. Dengan tim work yang bagus, proyek juga berjalan cukup baik.

Tanggal 10 Juni nanti proyek akan diresmikan dan merupakan titik akhir dari perjalanan proyek, adakah kesan yang paling mendalam?

Menjelang akhir dalam pembangunan jembatan ini, saya melihat adanya kekompakan tim yang cukup baik. Bagaimana mereka bersatu untuk menyelesaikan proyek ini. Dengan tim BUMN pun juga saya sering menyampaikan, memang anda ini dari Waskita Karya, Wijaya Karya, Hutama Karya dan Adhi Karya serta non BUMN, janganlah memakai baju masing-masing. Lepaslah baju kalian, pakailah baju merah putih. lni adalah jembatan yang sangat didambakan bangsa ini. Dan motivasi itu sering saya berikan pada mereka, sehingga mereka rela bekerja keras. Bahkan pimpinan BUMN juga terlibat langsung dengan mengatasi langsung permasalah yang perlu dilakukan.

Proyek akan selesai, apa rencana Anda ke depan ?

Saat ini kan saya menjabat sebagai Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V, yang membawahi pembangunan jalan –jalan Nasional di tiga propinsi, Jatim, Yogyakarta dan Jawa Tengah. Utamanya tentang Suramadu, berkembangnya kawasan di sekitar jembatan ini juga tergantung bagaimana pembangunan infrastruktur jalan dikembangkan. Namun demikian, Pak Menteri PU sudah menyampaikan akan ada peningkatan infrastruktur penunjanganya. Gubernurpun Juga sudah menjanjikan, bahwa jika sebelumnya adanya jembatan ini kawasan yang akan dikembangkan adalah Gerbangkertasusila (Gresik, Bangkalan, Mojokerto, Surabaya, Sidoarjo & Lamongan). Konsep tersebut telah berkembang menjadi Germakertasusila (Gresik, Madura, Majokerto, Surabaya, Sidoarjo dan Lamongan). Dan bukan hanya Kabupaten Bangkalan, namun mencakup empat kabupaten yang ada di Madura. Dalam berbagai kesempatan juga saya sering sampaikan, bahwa wilayah Madura akan berkembang jika infrastruktur pendukung segera dibangun, seperti pengembangan pelabuhan peti kemas. Karena jalan yang menghubungkan beberapa kabupaten tersebut kini sudah ada. Tentang lokasi pelabuhan tersebut, hal itu kan masalah analisis teknis dan ekonomi. Jika misalkan pelabuhan tersebut dibangun di Tanjung Bumi yang kondisi lautnya tidak ada pendangkalan atau sendimentasi, kemungkinan akan terdapat aktivitas perekonomian yang luar biasa. Karena akan terdapat aktifitas bongkar muat barang yang luar biasa dan ekonominya akan berkembang dengan baik kerena semua wilayah sudah temambung dengan infrastruktur jalan yang kapasitasnya memadai.

Memimpin proyek yang memiliki tingkat kompleksitas yang sangat tinggi, karena ribuan tenaga kerja terlibat. Cara yang Anda terapkan selama memimpin bagaimana ?

Ya, kita harus bekerja keras di dalamnya. Saya ingat diawal-awal Suramadu dibangun, tidak ada apa-apa dilapangan saat itu hanya ada beberapa Prestressed Concrete Grider yang diproduk oleh pendahulu saya. Balok itu kemudian dipasang di Causeway baik disisi Surabaya maupun Madura dan sebagian tiang pancang-pancang baja untuk pondasi. Saya sadar bahwa balok itu akan dipasang dengan tingkat kompleksitas yang cukup tinggi mulai dari tuntutan akan kualitas yang lebih tinggi perlu dipertimbangkan. Maka kemudian dalam proyek ini dilaksanakan dengan menggunakan sistem manajemen mutu atau IS0 2000. Perlu diketahui, bahwa segmen yang digunakan untuk membangun Suramadu itu bukan jenis semen biasa,tapi kita menggunakan semen jenis SBC, yaitu tipe semen yang tahan terhadap serangan Sulfat, CO dan lainnya. Karena kita sudah memikirkan, bahwa nanti di sekitar kawasan Suramadu akan berkembang industri-industri yang tentu akan banyak gas buang berupa polusi yang akan mencemari lingkungan sekitar, termasuk mempengaruhi kekuatan jembatan. Ide awal penggunaan semen pozolan tersebut adalah dari Almarhum Dr. Ir. Mustazir, seorang ahli jembatan saat itu Beliau menyampaikan dan selanjutnya proyek Suramadu mengambil langkah-langkah koordinatif bersama PT. Semen Gresik.

Jadi sebenarnya awal pembangunan jembatan ini tidak pernah terpikirkan akan sehebat ini ?

Ya, kalau saya kan selalu berusaha berpikir kepekaan, Yang sifatnya bisa membuat kita gagal itu apa saja? Termasuk misalnya dalam penggunaan GPS (Global Positioning System), kita harus sering membaca literaturnya.bahwa jembatan yang memiliki panjang lebih dari 3 km, kita harus memperhatikan faktor koreksi karena ada kelengkungan bumi. Selain akan memudahkan dalam pengerjaan proyek, juga memudahkan dalam pengukuran karena adanya satelit GPS tersebut. Rumitnya pengerjaan proyek, namun jika kita sudah waspada sejak awal, maka tak ada sesuatu yang harus kita sesali. Karena kita sudah mengantisipasi dan kerja secara maksimal.

Jika dihitung sejak awal proyek, kira-kira berapa lama waktu Jembatan ini dibangun hingga selesai?

Secara keseluruhan jika kita menghitung waktu sejak Ground Breaking 20 Agustus 2003 hingga selesai 10 Juni 2009, maka proyek ini secara fisik dibangun dalam waktu 6 tahun. Namun sebelumnya kan juga ada pekerjaan yang dirintis oleh pendahulu saya pada tahun 2002, Dengan melibatkan sekitar 2.000 tenaga kerja, sebenarnya peran tenaga kerja asal Indonesia sangat luar biasa yakni 65% nya. Jadi artinya pelaksanaan pembangunan Jembatan Suramadu sebagai ajang training ground untuk mendidik kader-kader berikutnya cukup efektif. Begitu juga keterlibatan dari akademisi, seperti dari ITB, ITS,UI, Undip, dan UGM serta pakar-pakar sosial lain juga cukup maksimal.

Proyek ini adalah pertaruhan jabatan Anda, bagaimana anda menyikapinya?

Saya ndak berpikir ini adalah taruhan atau tidak. Tapi saya berpikir bahwa saat Itu saya diberi kepercayaan atau tugas, yang terpikirkan oleh saya adalah bagaimana tugas tersebut saya lakukan maksimal dimana saya harus berkomunikasi, diskusi, bekerjasama dengan banyak orang. Bukan hanya dengan mereka yang adadi Suramadu, namun juga orang dari luar kantor proyek yang ikut memiliki andil. Misalnya menyangkut bentang utama jembatan, disitu beban angin dan karakter angin sudah diperhitungkan. Pada saat pembangunan bentang tengah, saya pernah di tanya oleh Almarhum Mustazir, wind tunel test ini mau diujicobakan dimana ? Di dalam negeri atau luar negeri ? Saya spontan menjawab, jembatan ini dibangun dengan pendanaan dana APBN, ya kita ujicobakan di dalam negeri. Kita punya wind tunel test untuk pesawat, mungkin hal itu bisa kita modifikasi. Tapi kita sudah punya sarananya. Tentang kekurangan SDM, maka kita dapat kita datangkan dari luar negeri, kemudian kita belajar. Jadi dengan hal itu kita tetap memiliki nilai tambah. Sehingga semua potensi dalam nageri akan termanfaatkan Toh akhirnya dalam wind tunel test tersebut , bangsa ini sudah melahirkan beberapa doktor yang ahli dalam hal itu di BPPT. Dan bangsa ini lagi-lagi diuntungkan dengan tetap memanfaatkan potensinya. Contoh lain saat pengukuran dengan GPS dalam menentukan titik pilar jembatan, setelah dilakukan peledakan ranjau oleh Armatim dan kemudian di cek ulang baik oleh para ahli dari Cina, temyata titik-titik tersebut tidak bergeser, Ini menunjukkan bahwa kita bisa mengerahkan segenap kemampuan kita. Namun demikian, motivasi juga terus kita berikan pada mereka-mereka.



DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Ir Ahmad Ghofar Ismail, MSC
Agama : Islam
Tempat Tanggal Lahir : Semarang, 04 Maret 1953
Jabatan : Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V
Surabaya
Istri : Retno Hatining
Anak : M Iqbal Perkasa (24)
M Farid Retistianto (16)
Riwayat Pendidikan
Sekolah Dasar : SDN Wonogiri, Semarang lulus tahun 1965
SLTP : SMP 3, Semarang 1968
SLTA : SMA 2, Semarang 1971
Sarjana : Teknik Sipil, UNDIP, Semarang 1980
Pasca Sarjana : Sciences Transportation, ITB, Bandung 1992

Riwayat Pendidikan Informal

Tahun 1987 : Indonesian Bridge Engineering Course tempat di
Sydney, Australia
Tahun 1988 : Manajemen Konstruksi di Medan
Tahun 1994 : Suspension Bridge Course, Sydnet, Australia

Riwayat Pekerjaan

- Proyek Pembangunan Jalan Jagorawi tahun 1981
- Staf Subdit Teknik Jembatan tahun 1981-1983
- Proyek Pembangunan Jembatan Mahakam tahun 1983-1986
- Staf Koordinator Pembangunan/Pengantian Jembatan 1986-1987
- Kasi Bimbingan Teknik Jembatan tahun 1989-1987
- Pemimpin Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan Prop Irian Jaya tahun 1994-2001
- Pemimpin Proyek Pembangunan Jalan dan Jembatan Prop Jawa Tengah tahun 2001-2002
- Pemimpin Proyek Pembangunan Jembatan Suramadu 2003-2005
- Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional VII di Medan tahun 2007-2008
- Kepala Balai Besar Pelaksanaan Jalan Nasional V di Surabaya tahun 2008 sampai sekarang

Penghargaan

Satyalancana Pembangunan/Teladan 1997
Satyalancana Karya Satya X 1998

Tidak ada komentar: