Jakarta,Suara Indonesia News - Sebanyak 534 tatung (dukun) akan ikut
memeriahkan Festival Cap Go Meh 2009 di Singkawang.
"Cap Go Meh tahun ini akan menjadi yang terbesar, karena diikuti
oleh 534 tatung. Tahun lalu diikuti 474 tatung," kata Kepala Dinas
Pariwisata Singkawang, Sjech Bandar, Msi, dalam jumpa pers di Jakarta,
Jumat.
Bercermin pada pengalaman tahun lalu, arak-arakan kelompok dari
para dukun itu bisa mencapai dua kilometer panjangnya.
" Ritual keagamaan akan dimulai tgl 8 Februari mulai pukul 06.00 hingga 17.30 WIB. Keesokan harinya senin, tanggal 9 Februari akan diadakan arak-arakan barongsai dan naga" kata Sjech Bandar.
Cap Go Meh merupakan tradisi kuno masyarakat China, yang
dilaksanakan pada 15 hari setelah Tahun Baru Imlek.
Walikota Singkawang, Hasan Kaman, hadir dalam jumpa pers.
Hasan Kaman menjelaskan, mayoritas atau sekitar 60 persen warga
Singkawang adalah etnis China, dan Cap Go Meh sudah diadakan sejak tahun
1700-an.
"Dulu, pada tahun 1740, Sultan Sambas mengundang para penambang
dari Tiongkok untuk datang ke kota Mentrado, sekitar 20 km dari Singkawang.
Sejak itu, warga Tiongkok terus berdatangan dan menetap, bahkan kawin
dengan masyarakat setempat (suku Dayak)," katanya.Menurut Hasan, sejak tahun 1750 warga China di daerah itu
melaksanakan Cap Go Meh, upacara ritual yang dilakukan para dukun untuk
mengusir roh jahat.
Setelah pecah kerusuhan tahun 1967, terjadi arus perpindahan
masyarakat etnis China ke Singkawang. Upacara yang tadinya berpusat di
Mentrado pun bergeser ke kota ini.
Hasan juga mengatakan, upacara Cap Go Meh di Singkawang merupakan
yang terunik di dunia, karena sudah bercampur dengan tradisi Dayak dan
Melayu, yang memasukkan unsur Datuk dan Jenderal di dalamnya.
"Hal ini ditulis oleh pakar sejarah dan budaya China, Prof.
Margareth Chan. Ia pernah mewawancarai saya," katanya.
"Home stay"
Keunikan Cap Go Meh di Singkawang terbukti sangat menarik
bagi
wisatawan, bukan hanya dari berbagai daerah di Tanah Air tetapi juga manca
negara.
Menurut Walikota, setiap menjelang pelaksanaan hotel-hotel di kota
itu sudah dipenuhi oleh turis lokal maupun asing.
"Sekarang ini tidak ada lagi kamar hotel yang kosong. Sehubungan
itu, kami dari pemerintah kota sudah mengimbau agar masyarakat yang
memiliki kamar kosong di rumah untuk menyewakannya kepada turis. Ini kita
sebut sistem home stay," katanya.
Acara Festival Cap Go Meh di Singkawang dijadwalkan berlangsung
mulai tanggal 25 Januari-9 Pebruari, dan sabtu malam (24/1), warga kota
tersebut diminta untuk memasang lampion (lampu tradisional China) di rumah
masing- masing, untuk dilombakan dengan berbagai hadiah yang menarik dari
panitia penyelenggara acara.
Melihat potensi besar dari penyelenggaraan festival ini
bagi
wisatawan, pemerintah setempat pun bertekad menjadikan Singkawang kota
tujuan wisata utama setelah Bali.
"Selain Prof. Margareth Chan, banyak pengusaha yang mengatakan
kepada saya bahwa Singkawang menyimpan keunikan yang sama besar daya
tariknya dibandingkan dengan Bali," kata Hasan.
Untuk itu, berbagai tempat yang bisa dijadikan obyek wisata alam
pantai, danau, dan air terjun akan dibangun.
"Kami juga akan membangun bandara, tapi masih menunggu izin dari
Pemerintah Pusat," katanya.
Ia menambahkan, pembangunan bandara sangat strategis untuk akses
yang cepat menuju Singkawang, yang saat ini hanya bisa dicapai dengan
perjalanan darat dari Pontianak maupun Entikong, perbatasan RI-Malaysia,
masing-masing dengan waktu tempuh tiga hingga empat jam berkendara mobil.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar