Senin, November 17, 2008
EDDIE KARSITO AKAN LUNCURKAN BUKU "MENJADI BINTANG"
Jakarta, Suara Indonesia News - Aktor dan wartawan senior Eddie Karsito akan meluncurkan buku berjudul "Menjadi Bintang", yang mengilas kiat sukses menjadi artis dan pengusaha industri hiburan teater, film dan televisi.
"Buku ini berisi berbagai hal yang saya tahu tentang akting, baik di dunia panggung (teater), film layar lebar maupun sinetron atau film televisi," kata penulis yang juga aktor peraih penghargaan Pemeran Pembantu Terpuji Festifal Film Bandung 2008 ini, saat dihubungi ANTARA melalui telepon genggamnya, Kamis.
Menurut Eddie, "Menjadi Bintang" merupakan buku ketiga yang ditulisnya setelah Dasar-Dasar Teater (1986) dan Pembantaian Muslim Bosnia (1992).
Berbicara tentang akting, ia berpendapat bahwa seni peran bukan sebuah kerja kepura-puraan melainkan sebuah kerja penjiwaan mendalam pada lakon.
"Tidak mudah untuk dapat menjiwai sebuah peran. Itu sebabnya banyak bintang besar yang 'mencoba hidup sebagai narapidana', hanya untuk mengetahui cara berpikir dan gaya hidup orang tahanan, sebelum berakting sebagai penjahat di depan kamera," katanya.
Diterbitkan PT Cahaya Indah Suci buku "Menjadi Bintang" dijadwalkan peluncurannya di Gedung Film, Jalam MT Haryono, Jakarta, awal Desember 2008.
Buku ini bisa dibaca oleh siapa saja yang berminat menekenuni dunia akting dan bisnis hiburan.
"Segmen pembaca umum, tapi saya pikir buku ini penting bagi pelajar dan mahasiswa, terutama mereka yang berminat hidup di dunia hiburan," katanya.
Terdiri dari tujuh bab, Eddie memulai tulisannya dengan membahas panggung, film dan televisi sebagai sebuah peristiwa keaktoran, dimulai dari perenungan tentang bakat, lingkungan, cara berpikir, dan ketekukan seseorang aktor/aktris.
Dalam bab awal itu ia juga memaparkan pandangannya tentang cikal bakal televisi, film, dan seni drama, dan etika lokasi syuting, dilengkapi dengan pendapat sejumlah produser, sutradara, bintang film, dan hasil wawancaranya dengan mereka.
Para sineas itu termasuk Garin Nugroho, Puput Novel, Helmy Yahya, Ayu Azhari, Rieke Diah Pitaloka, Tamara Bleszynski, Wulan Guritno, Remy Sylado, Krisdayanti, Marshanda, Dorman Borisman, Diana Pungky, Rhoma Irama, Deddy Mizwar, Iwan Fals, Agnes Monica, Deddy Corbuzier, Ringgo Agus Rachman, dan Ruben Onsu.
Dalam bab-bab lainnya dibahas tentang manfaat belajar seni peran, latihan dasar, dan manajemen produksi.
"Belajar dari alam"
Lahir di Kisaran, Sumatera Utara, 24 Nopember 1961, Eddie sejatinya seorang wartawan, kini masih tercatat dalam skuad redaksi Galamedia, Pikiran Rakyat group. Namun, tidak jarang ia tampil berakting di dalam film dan sinetron.
Jauh sebelum menjadi wartawan, penulis dan juga aktor, Eddie adalah "orang kecil" yang banyak ditempa kegetiran hidup.
Juru parkir, pedagang rokok, pelayan restoran, supir angkutan umum, supir pribadi, hingga pembantu rumah tangga adalah sebagai profesi yang pernah digelutinya, selain buruh perkebunan karet dan kelapa sawit di Asahan.
"Semua itu tanpa sadar telah membentuk diri saya (sebagai aktor)," katanya.
Ketika masih menjadi siswa Pendidikan Guru Agama (PGA) Cokroaminoto di kota kelahirannya, Eddie Karsito bekerja paruh waktu menangani masalah promosi di sebuah bioskop, Ria Theatre.
Setiap hari selepas sekolah, ia keliling kota dan berkoar-koar di jalan dengan pengeras suara, mempromosikan film yang akan diputar sambil menyebar brosur film. Tugas lain adalah memasang gambar-gambar film dalam bentuk layar dan poster di depan bioskop.
Ia juga bertugas mendisain berbagai pengumuman dan iklan di atas media kaca berukuran kecil. Materi pengumuman dan iklan itu selanjutnya di sorot lewat proyektor film untuk dikomunikasikan ke penonton.
"Sayang, bisokop tempat saya sekolah akting itu kini jadi sarang burung Walet," katanya.
Sejak remaja Eddie juga terbiasa berorganisasi. Mulai dari perkumpulan kepanduan, kepemudaan, profesi, sosial, politik, seni dan budaya, sampai organisasi keagamaan.
Sekarang masih aktif sebagai anggota Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) dan Anggota Persatuan Artis Film Indonesia (PARFI), ia juga ketua umum Humaniora, yayasan yang bergerak di bidang pelayanan sosial, pendidikan dan budaya, termasuk mengadakan seminar, lokakarya, diskusi, pelatihan jurnalistik, pelatihan seni peran maupun pendidikan sinematografi.
Organisasi lain yang pernah dipimpinnya termasuk Forum Komunikasi dan Informasi Pemuda Islam (FKIPI), Himpunan Penulis Kreatif, Sanggar Anak-Anak Teater Cabra, Ketua Litbang Ikatan Teater Jakarta Timur (IKATAMUR), Ketua Bidang Pendidikan Yayasan Suaka Budaya, dan Dewan Pendiri Bengkel Kreatif Anak Indonesia (BCAI) Jakarta.
Di layar lebar maupun layar kaca, Eddie dikenal antara lain lewat "Maaf, Saya Menghamili Istri Anda" karya sutradara Monty Tiwa, yang memberikannya penghargaan Pemeran Pembantu Pria Terpuji Festival Film Bandung (FFB) 2008. Lewat film yang sama ia pun dinominasikan sebagai Pemeran Pembantu Pria Terpilih Festival Film Jakarta (FFJ) 2007.
Untuk Film Televisi (FTV), Eddie adalah nomine Pemeran Pembantu Pria Festival Film Indonesia (FFI) 2006 lewat sinetron "Ujang Pantry 2" (ANTV).
Bersama komunitas teaternya, Eddie juga pernah meraih Juara 1 Festival Film Independen Indonesia (FFII-SCTV) 2003 lewat film "Di suatu Siang di Sebuah Perkampungan Kali Mati Karet Bivak".
Film lain yang dibintangin termasuk "Biarkan Bintang Menari" (2003), "Vina Bilang Cinta" (2005), "Pocong 1" dan "Pocong 2" (2006), "Mengejar Mas Mas" (2007), "Kesurupan" (2008), "Anak Setan" (2008), dan "Hantu Biang Kerok" (2008).
Di dunia kewartawanan, Eddie pernah menjadi Kontributor Harian Umum Jayakarta Jakarta (1988), Redaktur Pelaksana Tabloid Wisata Pos Jakarta (1990), Reporter Tabloid Salam Bandung (1990-1992), Reporter Tabloid Hikmah Bandung (1993-1999), Reporter Harian Umum Pikiran Rakyat Bandung (1993 - 2006), Reporter Harian Umum Galamedia dan Kontributor Harian Umum Priangan Grup Pikiran Rakyat Bandung, dan Media Online Suara Indonesia News hingga sekarang. (RED)
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar