Kamis, Februari 23, 2012

Dideportasi dari Malaysia, TKW Jember Depresi Berat

Suara Indonesia News, Jakarta
Ny. Sutiah, 52 tahun, seorang tenaga kerja wanita (TKW) yang dideportasi dari Malaysia, masih mengalami depresi berat. Menurut seorang putranya, Baharudin, sejak datang ke Jember, Selasa, 21 Februari 2012, hingga saat ini, ibunya masih sulit diajak berkomunikasi.
"Masih sering teriak ketakutan dan suka berdiam diri di kamar," katanya, Kamis, 23 Februari 2012.

Meskipun kondisi fisik TKW asal Desa Karangpring, Kecamatan Sukorambi, Kabupaten Jember, itu terbilang sehat, Bahar menduga ada gangguan kejiwaan yang dialami sang ibu. Kepada sejumlah anggota keluarga dan tetangga yang mencoba menemui dan mengajaknya berkomunikasi, Sutiah tampak hanya memandang tanpa banyak berkata-kata. Dari sudut tatapan matanya yang kosong, sering kali menitikkan air mata.


"Dia takut dibawa lagi ke Malaysia," kata Bahar. Sutiah dideportasi pemerintah Malaysia akhir tahun lalu karena diketahui tidak memiliki dokumen apa pun. Dia sempat mendapatkan perawatan kejiwaan dari psikiater di Rumah Perlindungan Trauma Centre (RPTC), Kementerian Sosial RI, selama tiga bulan.

Namun Sutiah belum dapat sembuh sepenuhnya karena mengalami trauma berat. Kepala Dinas Sosial Jember Suhanan mengatakan, selama di Malaysia, Sutiah menjadi korban perdagangan manusia (human trafficking).

“Kami membawanya pulang ke Jember dengan menggunakan ambulans karena Sutiah tidak mau diantar dengan menggunakan bus atau kereta api,” ujarnya.

Sutiah bersedia dibawa pulang ke Jember asalkan ada pihak keluarga yang mendampinginya selama perjalanan dari Jakarta ke Jember sehingga Kemensos berkoordinasi dengan Dinas Sosial Jember. Hingga kini, petugas RPTC dan Dinas Sosial belum mendapat informasi yang memadai dari Sutiah bagaimana awal mula dia ke Malaysia, apa yang dilakukannya selama di sana, hingga akhirnya dideportasi.

"Perlu waktu untuk pemulihan traumanya," katanya. Menurut Baharuddin, sebelum mendengar kabar Sutiah tengah dirawat di RPTC Kementerian Sosial RI, keluarganya tidak ada yang tahu bahwa sang ibu menjadi TKW di Malaysia. "Yang jelas, ibu menghilang sejak tahun 2009. Sudah dicari ke mana-mana tidak ketemu," katanya. (tempo)

Tidak ada komentar: