Senin, September 01, 2008

Ikuti Jejak Samsul Hadi, Bupati Ratna Tersangka Korupsi

Jakarta, Suara Indonesia News - Bupati Banyuwangi Ratna Ani Lestari akhirnya ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pembebasan tanah untuk lapangan terbang Blimbingsari. Ia menjadi tersangka kedelapan dalam kasus yang merugikan negara Rp 40 miliar ini. "Iya, Bupati Ratna yang sekarang, sudah ditetapkan (sebagai tersangka) kemarin. Perannya sama dengan (mantan Bupati) Samsul Hadi," kata Jaksa Agung Muda Pidana Khusus Marwan Effendy di Kejagung, JakartaMenurut dia, Ratna melanjutkan kebijakan Samsul Hadi dalam pembebasan tanah untuk lapangan terbang Blimbingsari. Padahal, diduga kuat ada mark up harga dalam proyek pembebasan tanah itu.

"Perannya sama dengan Samsul Hadi sehingga keluar uang lagi Rp 19 miliar. Sebelumnya, Rp 21,23 miliar yang dikeluarkan Samsul Hadi, ditambah saat Ratna (berkuasa) Rp 19,76 miliar. Jadi, totalnya Rp 40 miliar," tambah Marwan.

Samsul Hadi menjabat tahun 2002-2005 dan kini dibui setelah divonis enam tahun penjara karena korupsi pengadaan dok kapal yang merugikan negara Rp 25,5 miliar.

Tersangka lain kasus Blimbingsari adalah mantan Sekda Banyuwangi yang kini menjabat Asisten Pemerintah, Sugiyarto, mantan Kepala Desa Blimbing Effendy, Camat Gambiran Sugeng Siswango, Kepala Bagian Umum dan Perlengkapan Sugiarto, Plt Kepala Kantor BPN Banyuwangi Soeharno dan mantan Kepala Kantor BPN Banyuwangi Nawolo Prasetyo.

Menurut Marwan, untuk memeriksa Bupati Ratna, Kejagung harus mengajukan izin ke Presiden. Soalnya, Ratna masih aktif sebagai Bupati Banyuwangi. Kabar soal rencana penetapan istri Bupati Jembrana, Bali, I Gede Winasa, sebagai tersangka ini mengemuka sejak dua pekan lalu.
Itu karena Kejaksaan Negeri Banyuwangi mengantongi petunjuk dan bukti kuat soal kesalahan Ratna sebagai ketua panitia pengadaan tanah pada 2006 dan 2007. Semasa Bupati Samsul Hadi, lapangan terbang itu direncanakan seluas 38,4 hektare. Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) akhirnya memergoki kerugian negara dalam proyek itu. Rincinya, Rp 21,2 miliar selama 2002-2005 dan Rp 19,7 miliar pada 2006-2007.(RED)

Tidak ada komentar: