Senin, September 01, 2008

Gas Elpiji Di Sumenep Tembus Rp110.000

Surabaya, Suara Indonesia News - Kenaikan harga gas elpiji kembali tidak terbendung dan membuat warga terpukul. Di wilayah Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep,harga gas elpiji melambung tinggi dan sulit untuk didapat oleh warga sekitar.

Informasi yang diperoleh, harga elpiji dengan kapasitas 12 kilogram yang hanya dipatok Rp69.000 oleh PT Pertamina (persero), ternyata di wilayah Kepulauan Kangean harganya bisa tembus sebesar Rp110.000 per tabung.Itu pun pasokan dari Pertamina masih belum bisa memenuhi permintaan pasar. Untuk mendapatkan elpiji, warga kepulauan harus bersabar hingga beberapa hari, menunggu pasokan dari kota.

Akibat kenaikan harga yang tidak normal tersebut, para pengguna elpiji yang ada di kepulauan terpaksa kembali pada cara tradisional, yakni menggunakan kayu bakar.Sementara untuk menggunakan minyak tanah sebagai bahan bakar kompor, warga mengalami banyak kendala. Minyak tanah langka di pasaran. Kalaupun ada, harganya mencapai Rp7.000 per liter di tingkat pengecer.

Salah seorang warga Desa/ Kecamatan Arjasa,Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep, Homsiyah, 45, mengatakan bahwa harga elpiji sudah tidak terjangkau oleh warga sekitar. Selain harganya melambung, untuk mendapatkan elpiji di tingkat pengecer sangat sulit. Itu terjadi sejak kenaikan harga elpiji diberlakukan oleh Pertamina.”Ya,terpaksa memakai kayu bakar untuk keperluan memasak,”ujarnya.

Dia menyatakan,menggunakan kayu bakar dinilai sangat irit.Harga satu ikat kayu bakar hanya Rp7.000.Kayu ini dapat dipakai dalam kurun waktu hingga 12 hari.”Apalagi mendapatkan kayu bakar di Pulau Kangean ini sangat mudah karena banyak warga yang menjual,”ungkapnya. Hal senada dikatakan Abdul Rahman, 50, warga Desa Kolo-Kolo,KecamatanArjasa, Kepulauan Kangean, Kabupaten Sumenep. Dia mengatakan, saat ini warga desa yang biasanya memakai minyak tanah untuk memasak telah berpindah memakai kayu bakar.

”Kalau di sini (Pulau Kangean) bukan hanya elpiji yang sulit didapat,minyak tanah juga sama,”katanya. Ditemui terpisah, Kabag Perekonomian Pemkab Sumenep Achmad Sadik mengakui jika kebutuhan bahan bakar minyak (BBM), baik itu berupa bensin, solar, dan minyak tanah, serta jenis lainnya, sangat tinggi sejak sebulan terakhir.

Akibatnya bisa ditebak, yakni akan terjadi kekurangan untuk memenuhi permintaan warga. ”Di wilayah kepulauan permintaannya naik tajam,”ujarnya. (RED)

Tidak ada komentar: