Sabtu, Juli 12, 2008

PBB setujui investigasi Bhutto




Suara Indonesia News - Pakistan dan PBB pada prinsipnya sepakat membentuk panel PBB untuk menyelidiki pembunuhan mantan Perdana Menteri Pakistan Benazir Bhutto.

Pernyataan PBB mengatakan, kesefahaman umum telah dicapai, namun pembicaraan lanjutan masih akan diperlukan.

Bhutto terbunuh dalam serangan bunuh diri dalam rapat umum bulan Desember.

Lima orang telah ditahan berkaitan dengan pembunuhan tersebut, tapi tidak seorang pun dinyatakan bersalah.

Setelah bertemu Sekretaris Jenderal PBB Ban ki-Moon hari Kamis , Menlu Pakistan Shah Mahmood Qureshi mengatakan kepada BBC: "Tujuan komisi adalah mengidentifikasi orang yang bersalah, pelaku, orang yang mengorganisasi dan penyandang dana pembunuha."

Dia menambahkan, Ban meminta konsultasi lebih lanjut dengan Pakistan dan para pejabat PBB, tapi "pemahaman umum" telah dicapai mengenai definisi, biaya dan akses informasi dan cara menjamin ketidakberpihakan dan independensi.

Pengamanan

Pembunuhan Bhutto memicu kerusuhan berdarah di seluruh pakistan.

Presiden Pakistan Pervez Musharraf mempersalahkan militan terkait al-Qaida atas serangan itu, dan menolak meminta PBB terlibat dalam investigasi.

Musharraf meminta kepolisian Inggris untuk membantu penyelidikan atas kematian Bhutto.

Dalam laporan mereka, tim detektif Inggris mengatakan, mereka yakin dia tewas akibat luka parah di kepala yang timbul sebagai dampak ledakan bom.

Penyelidikan Pakistan atas kematian korban menyimpulkan seorang penyerang tunggal menembak Bhutto beberapa kali sebelum memicu bahan peledak, tapi peluru bukan penyebab kematian.

Partai Rakyat Pakistan (PPP), yang dulu dipimpin Bhutto, menolak kesimpulan kedua penyelidikan, dan menyatakan Bhutto tidak mendapatkan pengamanan memadai, dan menyerukan penyelidikan lebih ekstensif oleh PBB untuk memastikan jatidiri dan motif pembunuh.

Koalisi yang dimotori PPP mengalahkan para sekutu Musharraf dalam pemilihan umum bulan Februari.

Tidak ada komentar: