Minggu, Mei 18, 2008

Sophan Sophiaan Kerap Berseberangan dengan Taufik Kiemas




Jakarta, Suara Indonesia News - SOSOK Sophan Sophiaan bagi Roy BB Janis merupakan tokoh yang tegas memegang prinsip, jujur serta tidak neko-neko. Dibalik sikapnya yang kelihatan sangat serius, sebenarnya Sophan itu seorang yang humoris, kalau sudah dekat dengannya.
"Bung Sophan itu kelihatannya sangat serius, tapi sebenarnya dia seorang yang humoris bisa kita sudah sangat dekat dengannya," ujar Roy BB Janis, sahabat Sophan ketika dihubungi Persda Network, Sabtu (17/5).
Bagi Roy, perkenalannya dengan Sophan sejak tahun 1992, ketika sama-sama berkiprah di dunia politik. Kala itu mereka berlima yakni Sophan, Roy, Laksamana, Guruh dan Angelina Pattiasina, bergabung ke Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pimpinan Soerjadi.
Mereka berlima menjadi anggota legislatif. Sophan dan Guruh di DPR, sedangkan Roy, Laks dan Angelina di MPR. Mereka berlima rutin bertemu dan berdiskusi, sehingga disebut dengan Kelompok 5. Setelah itu, mereka kemudian bergabung dengan Megawati Soekarnoputri pada tahun 1993 yang dikenal dengan Kelompok 19 yakni mereka yang menentang pencalonan kembali Soeharto sebagai presiden.
Sophan yang terjun ke dunia politik setelah berkiprah di dunia artis, ternyata tidak cocok dengan dunia barunya itu. "Sering kali Sophan mengeluh, tidak cocok jadi politisi," ujar Roy. Apalagi sikap ceplas-ceplos, terbuka, idealis dan apa adanya yang dilontarkan Sophan seringkali tidak bisa diterima para politisi lainnya. Sehingga Sophan sering menyebut dirinya sebagai fatalis (kukuh dengan pendirian). Hal itu pulalah yang membuat Sophan akhirnya mundur dari DPR pada tahun 2003.
Selanjutnya, Sophan sempat bersama dengan Roy, Laks, Didi, Noviantika kemudian mendirikan Gerakan Pembaruan (GP) PDIP, yang kemudian menjadi Partai Demokrasi Pembaruan (PDP) dengan Roy sebagai Plh PKN PDP dan Laksamana sebagai Koordinator PKN PDP. Memang Sophan sempat digadang-gadang sebagai calon Ketua Umum PDP, namun sejak mundur dari DPR tampaknya dia sudah tidak tertarik lagi dengan politik, dan memilih di belakang layar.
Sikap tegas dan kukuh dengan pendirian itu, sepengetahuan Roy, juga kerap kali berseberangan dengan suami Mega, Taufik Kiemas. Misalnya, ketika SU MPR saat Sophan sebagai Ketua F-PDIP MPR, keduanya sempat beda pendapat. "Tapi, kalau dengan Mega, Sophan tidak pernah bersikap keras dan berbeda pendapat yang cukup serius. Hal itu disebabkan, sikap hormat Sophan kepada Bung Karno. Sophan itu segan dengan Mega karena sosok Bung Karno yang sangat dikagumi dan dihormatinya, apalagi ayahnya Manai Sophiaan adalah sahabat Bung Karno" kata Roy.
Dari sisi lain sosok Sophan, hal yang tidak terlupakan Roy adalah sikap humorisnya. Walau beda usia Roy, 14 tahun lebih muda dari Sophan, tidak membuat Sophan mengambil jarak dalam bergaul. Dalam bahasa sehari-hari, Roy sering disapa dengan kata "Lu". Bahkan Sophan kerap meledeknya," Roy, lu musti manggil gua Om ya," ujar Roy.
Namun, walau beda umur jauh, kerap Sophan bila dipanggil teman-temannya hanya menyebut nama, dia tidak marah. "Kalau saya panggil dia Bung," kata Roy. Pernah, suatu ketika Sophan ketika akan dipotret wartawan, sering meledek Roy yang ada didekatnya. "Roy, sini lu, kalau mau terkenal, lu mesti dekat-dekat dengan Gue, biar dipotret wartawan," ujar Roy mengenang ucapan Sophan sekitar 1992, saat Roy mulai berkiprah di dunia politik.

1 komentar:

Suara Indonesia News mengatakan...

Selamat Jalan Bapak Perjuangan Sophan Sophiaan, Semoga amal kebaikan di terima sisi Allah, Dari Fans Bang Sophan