JAKARTA, Suara Indonesia News - Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya Subandrio meminta Departemen Keuangan tidak memotong alokasi anggaran yang diperuntukkan membiayai pemeliharaan kesiapan sistem persenjataan, seperti pesawat angkut maupun tempur, milik TNI AU.
Hal itu disampaikan Subandrio, Kamis (21/2), usai mengikuti rapat dengar pendapat dengan Komisi I DPR menyusul rencana pemerintah memotong 15 persen alokasi anggaran belanja pertahanan.
Namun begitu Subandrio mempersilakan Depkeu memotong anggaran pembangunan, baik fasilitas maupun material (Bangfas atau Bangmat). Kalau dipaksakan memotong dana alokasi pemeliharaan dikhawatirkan berdampak semakin menjatuhkan tingkat kesiapan senjata yang ada.
”Kita sedang tidak ada rencana membangun fasilitas gedung atau membeli material apa pun macam kendaraan operasional. Akan tetapi kalau terkait anggaran pemeliharaan pesawat ya, jangan dipotong lah. Saya akan mendukung program pemerintah tapi ya jangan sampai anggaran itu yang dipotong,” ujar Subandrio.
Seperti diwartakan, Depkeu akan menangguhkan anggaran belanja pertahanan sebesar Rp 5,5 triliun, atau setara 15 persen total pagu anggaran bidang pertahanan tahun 2008 sebesar Rp 36,39 triliun. Untuk TNI AU besaran yang akan dipotong mencapai Rp 1,06 triliun dari alokasi sebelumnya sekitar Rp 3,98 triliun.
Dari total besaran dana yang dialokasikan ke TNI AU pada tahun 2008 tadi anggaran yang diperuntukkan belanja modal besarannya mencapai sekitar Rp 1,34 triliun, yang sekitar Rp 903,8 miliar dananya dialokasikan untuk perbaikan, pemeliharaan, dan pergantian senjata (alutsista).
Selain itu anggaran belanja modal juga dialokasikan untuk pengembangan sistem dan evaluasi (Rp 9,8 miliar), pengembangan material non-senjata (Rp 207,4 miliar), dan pembangunan sarana-prasarana (Rp 225,7 miliar).
Dengan begitu menurut perhitungan Subandrio, pemotongan anggaran sebanyak 15 persen akan berdampak menurunkan kesiapan seluruh pesawat dan radar TNI AU, masing-masing hingga sekitar 56 persen dan 33 persen. Untuk radar, kesiapan operasinya berubah dari tiga-sembilan jam per hari menjadi tiga-enam jam per hari.
”Jadi saya usulkan silakan potong anggaran untuk kedua pengembangan tadi, fasilitas dan material. Usulan itu sudah saya sampaikan ke Mabes TNI,” ujar Subandrio.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar