Senin, November 24, 2008

GARIN NUGROHO, PUPUT NOVEL & HELMY YAHYA, "Film dan Keaktoran Dalam Aksentuasi Anak Indonesia"



Jakarta, Suara Indonesia News - TAK seperti di awal sejarahnya, seni akting dalam film kini tumbuh semakin sederhana, realistik, sekaligus unik dan kompleks -- karena mengandung personalitas dan psikologis komunal yang dibutuhkan dalam budaya pop. “Akting film semakin bersahaja dan kompleks. Aktor-aktor film yang berhasil adalah gabungan antara keunikan pribadi, intelegensi yang kritis, bakat alami, kerja keras dan penjelajahan yang terus-menerus,” kata Garin Nugroho.

Seni akting dalam film, ungkap sutradara film Puisi Tak Terkuburkan ini, menjadi begitu terbuka dan demokratis untuk siapa saja sekaligus untuk film apa saja. “Yang diperlukan adalah kemampuan melayani seni film itu sendiri yang senantiasa bertumbuh dan berdialog dengan zaman dan tuntutan masyarakat secara sungguh-sungguh,” tambahnya.

Namun lanjut Garin, jika pandangan ini dikaitkan dengan sisi keaktoran dan bintang cilik Indonesia, perlu ada catatan tersendiri. Sutradara telesinema Rembulan di Ujung Daun yang juga melibatkan banyak anak-anak ini, mengambil contoh kesuksesan seorang Rano Karno.

Tidak ada komentar: