Minggu, Juni 29, 2008

Meski Drop out Tetap Ingin Belajar




Jember Suara Indonesia News - Kalau sering mendengar ungkapan Long Life Education (Pendidikan Sepanjang Hayat) mulai saat dikandungan sampai keliang lahat ternyata benar adanya. Seperti yang kemarin yang telah dilakukan oleh sebagian masyarakat Jember mengikuti program kejar paket C.
Meski telah uzur termakan usia namun masih menganggap pendidikan itu penting, apalagi saat usia sekolah tidak melanjutkan sekolah karena faktor ekonomi, budaya, geografis dan lainnya.
Seperti yang dialami oleh beberapa peserta ujian paket C di Pakusari. Salah satu peserta yang berusia parobaya bernama Suryono. Bagi warga Mayang Krajan ini meski telah memiliki anak yang telah menuntaskan pendidikan di perguruan tinggi dan bekerja di pemerintahan tidak merasakan malu.
“Selain ijasah yang kami harapkan, dengan ikut kejar paket C juga dapat tambahan ilmu karena selama 3 tahun saya merasakan tambahan ilmu yang diberikan para tutor,”jelasnya.
Diakui oleh pria yang berusia 52 tahun merasa tidak ada kesulitan setelah mengikuti ujian mata pelajaran pertama yakni sosiologi. “Di pelajaran sosiologi yang ujian tadi kami masih bisa memberikan jawaban yang menurut saya banyak benarnya,”papar salah satu kades di Mayang.
Agak sedikit berbeda yang dialami oleh perempuan berwajah cantik dan modis, meski dalam megikuti ujian yang jauh dari tempat tinggalnya di Jalan Subandi Jember harus ke Pakusari. “Tidak mempersoalkan karena saya naik mobil,”cetus Nonik Puspitasri sambil menunjukkan tumpangannya mobil Honda Accord Selo warna krem.
Menurut wanita keturunan china yang bermarga liem pernah mengalami drop out (DO) di salah satu SMU swasta di Jember pada tahun 2007 kemarin karena sering tidak masuk. “Kalau dulu karena sering tidak masuk pulang ke Malang akibatnya kena DO tapi tapi sekarang solusinya ada dengan ikut kejar paket saya saya bisa meneruskan keinginan untuk meneruskan kuliah,”paparnya.
Keyakinan untuk meneruskan kuliah setelah pihaknya mencari informasi dan mengisi formulir di salah satu PTS ternama di Malang. “Minggu kemarin saat mengisi formulit sempat kami menanyakan administrasi lain ke panitia pendaftran di PTS itu disuruh menunggu hasil ujian kejar paket C yang saya ikuti sekarang ini,”jelasnya lagi.
Dituturkan lebih lanjut oleh Nonik yang memiliki tinggi 165 cm dan rambut di cat merah pihaknya mengikuti kejar paket tidak malu. “Selain nantinya ijasahnya saya gunakan kuliah D1 pariwisata juga ijasahnya saya gunakan untuk test di pramugari,”pungkasnya.
Diakui oleh gadis asli kota Malang ini mejelaskan meski pihaknya menggunakan ijasah paket C saat mengikuti test pramugrari namun ada kemampuan lain yang harus ditunjukkan ke pantia. “Saya yakin tidak saja administrasi yang menjadi uatama penilaian tapi kualitas peserta ujian pramugari yang lebih diutamakan,”terangnya.
Dalam mengikuti palajaran maupun ujian kejar paket C pihaknya bisa berdiskusi dengan teman yang lebih berpengalaman. “Seperti teman saya yang lainnya ada juga dari kalangan pemerintahan, ada juga yang bekerja di swata dan sebagainya,”kilahnya.
Sementara itu menurut pananggung jawab teknis pelaksanaan kejar paket di jelaskan oleh Kasi PLS Dispendik Jember jumlah yang mengikuti kejar paket C yakni sejumlah 522 orang. “Ujiannya yang tersebar di 17 kecamatan dalam pelaksanaannya bersamaan dengan peserta kejar paket dari formal,”terang Sudiyono.
Lebih lanjut menurut Sudiyono pendidikan non formal inilah salah satunya wujud pendidikan sepanjang hayat. “Karena banyak peserta yang sudah tuapun bahkan renta masih ikut kejar paket bikan ijasah yang diinginkan tapi tambahan ilmu pengetahuan itu yang lebih diinginkan,”paparnya. (RED)

Tidak ada komentar: